Minggu, 06 November 2016



Soal tugas mata kuliah Budaya Organisasi !
1.      Lima budaya luar yang baik di kembangkan di Indonesia!
2.      Lima budaya luar yang tidak cocok dikembangkan di Indonesia!
3.      Langkah-langkah mengantisipasi tentang budaya yang tidak cocok dikembangkan di Indonesia!

Jawaban:
1.      Budaya yang cocok dikembangkan di negara kita:
*      Hidup Hemat (Negara Jepang)
Orang Jepang memiliki semangat hidup hemat dalam keseharian. Sikap anti konsumerisme berlebihan ini nampak dalam berbagai bidang kehidupan. Pada jam 19.30 orang Jepang ramai belanja di supermarket, karena sudah menjadi hal biasa bahwa supermarket di Jepang akan memotong harga sampai separuhnya pada waktu sekitar setengah jam sebelum tutup. Seperti diketahui bahwa Supermarket di Jepang rata-rata tutup pada pukul 20:00.
*      Budaya Baca (Amerika Serikat)
Saat di transportasi umum, hampir selalu melihat orang-orang membaca buku baik itu paper book maupun e-book. Daya baca masyarakatnya tinggi.
*      Sering Berjalan Kaki (Negara Perancis)
Kota di Perancis didesain sehingga penduduknya bisa memenuhi keperluan (seperti berbelanja) hanya dengan berjalan kaki. Ini baik untuk membakar kalori atau sekedar hanya untuk refreshing. Ini merupakan tradisi yang masih tetap terpelihara, orang Perancis jarang menggunakan kendaraan bermotor, mereka lebih suka berjalan kaki..
*      Tepat Waktu/sesuai janji (Korea Selatan)
Hal positif lain yang diamati dari masyarakat Korea Selatan adalah masalah ketepatan waktu. Jika memiliki janji, mereka akan datang sesuai yang dijanjikan. Berbeda kondisinya dengan Negara kita, dimana sesorang membuat janji untuk bertemu malah yang biasa terjadi jam karet atau tak tepat pada waktu yang ditentukan.
*      Disiplin Antri (Jepang)
Orang Jepang lebih senang memilih memakai jalan memutar daripada mengganggu pemudi dibelakangnya dengan memotong jalur ditengah jalan raya. Orang jepang sangat loyal terhadap peraturan, termasuk untuk urusan mengantri. Antri sudah menjadi budaya disiplinnya orang-orang Jepang. Mereka tidak akan menerobos antrian apapun yang terjadi. Kalau kalian coba bertanya kepada mereka selalu taat kepada setiap aturan, maka jawabannya akan sederhana, karena itu adalah aturan titik.


2.      Budaya yang tidak cocok dikembangkan di Indonesia:
*      korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN).
Pertama kita patut bersyukur dengan dibentuknya KPK. Kita mulai bisa melihat dan merasakan adanya upaya serius dalam membongkar kasus-kasus korupsi, kolusi yang selama ini terus ditutup-tutupi dan menghukum para pelakunya yang umumnya adalah para pejabat pemerintah.
Berbuat korupsi sama juga dengan membunuh bangsa. Negara manapun tidak akan pernah sejahtera jika pejabat2nya telah terbiasa melakukan korupsi, kolusi dan nepotisme. Pejabat2 korup di suatu negara bisa diibaratkan seperti tumor ganas dalam tubuh manusia, kalau tumor itu tidak dibuang maka selamanya hidup manusia itu akan terus meradang dan kesakitan.
*      Selalu ingin memperoleh sesuatu dengan cara Instan.
Bisa dibilang orang-orang yang selalu memakai cara-cara instan dalam mencapai tujuan atau mendapat apa yang diinginkan adalah orang-orang pemalas karena tidak mau berkeringat, tidak kreatif karena tidak mau berfikir, pengecut karena tidak berani menerima tantangan. Orang-orang seperti ini tidaklah layak untuk memikul tugas dan menerima tanggung jawab apapun. Mungkin saja sebagian besar dari masyarakat kita ini lebih memilih cara-cara instan sehingga munculah yang namanya Dimas Kanjeng dengan menggandakan uang tanpa haru kerja keras.
*      Mendahulukan keuntungan pribadi daripada kepentingan bangsa dan negara.
« Asal aku dapat keuntungan besar, apapun akan aku lakukan. Mau mereka jungkir balik kek mau mampus kek aku tidak peduli ».
Mungkin begitulah kira-kira pemikiran orang-orang yang tidak lagi mempedulikan bangsa dan negaranya. Orang-orang seperti ini akan menempuh segala cara untuk mendapat keuntungan pribadi. Mereka tidak lagi segan-segan menipu dan mengakali rakyatnya sendiri. Jika orang-orang yang bermental seperti ini berpolitik maka dia akan melakukan politik-politik kotor seperti jual beli suara, politik dagang sapi dll. Orang-orang seperti ini juga rela merusak negara sendiri dan menjajah bangsa sendiri demi kekayaan pribadi. Selama orang-orang bermental seperti ini masih bercokol di bumi kita ini, maka selama itu pula kita akan melihat tindakan-tindakan dan politik yang tidak bermoral, tidak peduli dan pengrusakan secara membabi buta di segala sendi kehidupan berbangsa dan bernegara dan juga kerusakan pada alam lingkungan yang menjadi sumber penghidupan.
*      Kebiasaan berhutang dan membeli cara mengkredit.
Ternyata kebiasaan ini tidak hanya membudaya pada level masyarakat biasa, namun juga menjadi budaya di level elit dan para pemimpin negara.
Berhutang membuat kita terikat dan tidak lagi bebas. Apalagi berhutang dengan harus menandatangani sejumlah persyaratan-persyaratan sebagaimana yang pernah kita lakukan dengan IMF yang ternyata lebih banyak mudhorat(kerugian) dari pada manfaatnya.

*      Kebiasaan tidak disiplin dan melanggar hukum dan praturan.
Sudah banyak sekali contoh membuktikan bahwa orang-orang yang berhasil sukses adalah orang-orang yang selalu mentaati disiplin dan peraturan. Baik itu peraturan yang dibuat untuk diri sendiri atau peraturan Agama dan peraturan Negara. Ingatlah satu negara bisa makmur bila rakyatnya memiliki budaya berdisiplin yang tinggi. Lihat saja seperti Jepang, Korea Singapore dll.
Sementara di Indonesia sepertinya Tidak-berdisiplin dan melanggar hukum dan peraturan sudah jadi budaya kita. Sepertinya peraturan sengaja dibuat untuk dilanggar. Memang ada benarnya semboyan yang mengatakan “Bukan peraturan namanya kalau tidak dilanggar” Tapi kalau terus menerus melanggar peraturan itu namanya salah kaprah. Dari hal-hal kecil seperti memungut pajak dari orang-orang pedagang kaki lima, menerima uang dalam kasus Tilang menilang, sampai hal-hal berskala besar.
Kalau kita benar-benar mau melihat negara ini aman, nyaman indah, makmur, dan sentosa, maka biasakanlah berdisiplin dan mentaati segala hukum dan peraturan, baik itu peraturan yang dibuat negara ataupun peraturan agama, termasuk juga peraturan yang menyangkut ketertiban umum, pemukiman dan kelestarian alam lingkungan dll.


3.      Langkah-langkah mengantisipasi tentang budaya yang tidak cocok dikembangkan di Indonesia.
*      Menyeleksi dan menyaring nilai-nilai budaya asing
Nilai-nilai budaya asing yang sesuai dengan bangsa kita dapat diserap sehingga akan memperkaya nilai budaya bangsa kita, sedangkan yang kita tinggalkan untuk itu, hal-hal yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut:
a.    Meningkatkan kesetiaan kita kepada ideologi nasional (Pancasila).
b.    Mengembangkan sikap kekeluargaan dan gotong royong.
c.    Mengenali dan mengembangkan nilai seni budaya.
*      Perluas Ilmu pengetahuan (IPTEK)
Sebelum budaya asing itu masuk sebaiknya kita telah mengetahui apa inovasi- inovasi yang masuk itu secara jelas dan rinci. Kita bisa mengetahui keguanaan hal itu secara keilmuannya, seperti situs jaringan facebook. Facebook saat ini sedang menjamur dikalangan masyarakat, dari berbagai usia semua menggunakan situs ini untuk menjalin tali silaturahmi yang telah lama terputus. Tetapi ada beberapa orang yang menyalahgunakan facebook sebagai ajang caci maki dan hina dina. Jika kita mengetahui fungsi awal facebook itu sendiri adalah untuk menjalin tali silaturahmi, kita tidak akan menyalahgunakan situs ini untuk berbuat yang tidak-tidak. Sehingga kita harus mengetahui terlebih dahulu fungsinya untuk apa dan manfaatnya seperti apa.
*      Harus sesuai dengan Norma-norma yang berlaku di Indonesia.
Pengaruh budaya asing yang masuk terkadang tidak sesuai dengan noram-norma yang berlaku di Indonesia. Jika kita menyaksikan film-film luar, mereka menganut gaya hidup yang bebas dan jika diterapkan disini melanggar beberapa norma yang ada di Indonesia. Kita sering menyaksikan film-film barat yang melakukan adegan-adegan mesra di muka umum, hal itu tidak bisa diterapkan di Indonesia karena melanggar norma kesopanan. Biasanya di film-film barat, wanitanya berpesta dengan menggunakan pakaian mini sambil bermabuk-mabukan jika hal itu diterapkan di Indonesia, adat seperti itu tetntu tidak sesuai jika kita terapkan di Indonesia.
Indonesia masih memegang adat ketimuran yang sangat kental sehingga masyarakat di sini hidup dengan aturan-aturan yang berlaku dan tentunya pantas sesuai dengan adat kesopanan. Walaupun Indonesia memiliki beriburibu pulau tetapi adat istiadat mereka selalu mengajarkan kebaikan dan tidak menganjurkan perbuatan buruk untuk dilakukan.
*      Tanamkan “Aku Cinta Indonesia”
Maksud dari simbol ini adalah bahwa adat istiadat yang ditularkan oleh nenek moyang kita adalah benar adanya dan dapat membawa manfaat yang baik bagi diri kita sendiri untuk masa kini dan kedepannya. Sehingga kita tidak mudah terbawa arus budaya asing yang membawa kita kepada dampak yang negatif.
*      Meningkatkan Keimanan dan ketakwaan
Seperti telah kita bahas bahwa agama merupakan pondasi utama dalam diri yang bisa mengontrol diri kita kepada hawa nafsu yang akan mengganggu kita kedalam jurang kenistaan.  Agama sangat penting bagi kelangsungan umatnya.  Apabila sesorang sudah terbawa kedalam kesesatan, agamalah yang menjadi penolong umatnya agar berubah kembali menjadi lebih baik.
Generasi muda yang pintar pasti bisa memilih mana sesuatu yang baik bagi dirinya mana yang tidak baik bagi dirinya. Terlihat didalam lingkungan sosialnya, keika ia terjun didalam lingkungan sosialnya ia menjadi individu yang bebas dan hanya dia yang bisa memilih ia ingin bergaul dengan siapa. Pribadi yang supel akan bisa membawa dirinya kepada siapa saja tetapi perlu diingat menyeleksi teman itu harus, karena pengaruh negatif dari pihak asing bisa datang dari siapa saja, baik dari teman, tekhnologi canggih ataupun apa saja.


DAFTAR PUSTAKA


Afriana, Dwi Annisa,2012 Cara Mengantisipasi Dampak Negatif Masuknya Budaya Asing. Blogger, Jakarta.