TUGAS KULIAH
LINGKUNGAN BISNIS
“PENGOLAHAN LIMBAH KERTAS”
Ø DEWI SRI LESTARI
Ø INDASARI
Ø MASRIANI DARWIS
Ø INDRIANI
Ø RATNO
Ø ANDI MUHAMMAD AL HAQAF
Ø SUMAINI
FAK. ILMU SOSIAL DAN POLITIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2015/2016
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim..
Puji
syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga kami
dapat menyelesaikan karya ilmiah ini yang berjudul “ pengolahan limbah kertas
“. Sesunggunya Allah SWT senantiasa mengangkat derajat bagi orang-orang yang
beriman dan berilmu pengetahuan.
Kami
menyadari sepenuhnya bahwa kesempurnaan
KTI ini sangat ditentukan oleh seberapa banyak pengalaman dan kadar ilmu
pengetahuan yang dimiliki oleh kelompok kami, akan tetapi kami telah berusaha
semaksimal mungkin untuk mendekati kesempurnaan.
Keberhasilan
kami dalam merampungkan KTI ini, tidak hanya jerih payah kami semata, akan
tetapi berkat dari dorongan, arahan dan bantuan moril maupun materi dari
berbagai pihak. Oleh karena itu sepantasnya pada kesempatan ini kami dengan
kerendahan hati menghaturkan banyak terimakasih kepada Ibu dosen mata pelajaran
bahasa Indonesia Ibunda Suhartini, serta kakanda yang ikut membantu.
Semoga
amaal baik dari semua pihak yang telah memeberi bantuan senantiasa mendapat
limpahan rahmat yang setimpal dari Allah SWT.
Kami
menyadari sepenuhnya akan kekurangan dan keterbatasan dalam penyusunan KTI ini.
Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran demi penyempurnaan KTI ini.
Akhir
kata, kami mengharapkan semoga KTI ini dapat memberikan manfaat bagi
kekreatifitasan dan dapat dijadikan bahan referensi bagi pemanfaatan sesampahan
di masyarakat.
Billahifisabililhaq
fastabiqulkhairat..wassalamualaikum warahmatullah..
Makassar,
03 Desember 2015
Kelompok
V
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Aktifitas manusia dalam memanfaatkan
alam selalu meninggalkan sisa yang dianggapnya sudah tidak berguna lagi,
sehingga diperlakukanya sebagai barang buangan yang disebut sampah. Sampah
secara sederhana diartikan sebagai sampah organik dan anorganik yang dibuang
oleh masyarakat dari berbagai lokasi di suatu daerah. Sumber sampah umumnya
berasal dari perumahan dan pasar. Sampah menjadi masalah penting untuk kota
yang padat penduduknya. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa factor, diantaranya
adalah volume sampah yang sangat besar sehingga malebihi kapasitas daya tampung
tempat pembuangan sampah akhir (TPA). Dalam hal ini pengelolaan sampah dirasakan
tidak memberikan dampak positif kepada lingkungan, dan kuranganya dukungan
kebijakan dari pemerintah, terutama dalam memanfaatkan produk sampingan dari
sampah yang menyebabkan tertumpuknya produk tersebut di tempat pembuangan akhir
(TPA). Permasalahan sampah merupakan hal yang umum. Bahkan, dapat diartikan
sebagai masalah kultural karena dampaknya mengenai berbagai sisi kehidupan,
terutama di kota besar. Berdasarkan perkiraan, volume sampah yang dihasilkan
oleh manusia rata-rata sekitar 0,5 kg/perkapita/hari, sehingga untuk kota besar
seperti Jakarta yang memiliki penduduk sekitar 10 juta jiwa, menghasilkan
sampah sekitar 5000 ton/hari. Bila tidak cepat ditangani secara benar, maka
kota-kota besar tersebut akan tenggelam dalam timbunan sampah berbarengan
dengan segala dampak negatif yang ditimbulkannya seperti pencemaran lingkungan
seperti air, udara, tanah, dan menimbulkan sumber penyakit. Pada pengolahan
sampah tidak ada teknologi tanpa meninggalkan sisa. Oleh
sebab itu, pengolahan sampah membutuhkan lahan sebagai
tempat pembuangan akhir
(TPA). Sampah sebagai barang yang memiliki nilai, tidak
seharusnya diperlakukan sebagai barang yang menjijikan, melainkan harus dapat
dimanfaatkan sebagai bahan mentah atau bahan yang berguna lainnya. Pengolahan
sampah harus dilakukan dengan efisien dan efektif, yaitu sedekat mungkin dengan
sumbernya, seperti RT/RW, sekolah, rumah tangga sehingga jumlah sampah dapat
dikurangi. Sampah merupakan sumber daya alam yang sangat besar, apabila kita
dapat memanfaatkannya dengan baik. Oleh karena itu perlu melalui proses daur
ulang secara organik untuk menghasilkan produk pupuk yang sangat penting
sebagai unsur hara untuk kesuburan tanah dan perkembangan tanaman. Pengelolaan
sampah diantaranya dapat dimanfaatkan berbagai kebutuhan manusia. Sampah
perkotaan adalah limbah yang bersifat padat terdiri dari bahan organik dan anorganik
yang dianggap tidak berguna lagi dan harus dikelola agar tidak membahayakan
lingkungan dan melindungi investasi pembangunan, yang timbul di kota.Lingkungan
menjadi terlihat kumuh, kotor dan jorok yang menja di tempat berkembangnya
organisme patogen yang berbahaya bagi kesehatan manusia, merupakan sarang
lalat, tikus dan hewan liar lainnya. Dengan demikian sampah berpotensi sebagai sumber
penyebaran penyakit. Sampah yang membusuk menimbulkan bau yang tidak sedap dan
berbahaya bagi kesehatan. Air yang dikeluarkan (lindi) juga dapat menimbulkan
pencemaran sumur, sungai maupun air tanah. Sampah yang tercecer tidak pada
tempatnya dapat menyumbat saluran pembuangan air sehingga dapat menimbulkan
bahaya banjir. Pengumpulan sampah dalam jumlah besar
memerlukan tempat yang luas,
tertutup dan jauh dari pemukiman. Sampah dikumpulkan dari
sumbernya kemudian diangkut ke TPS dan
terakhir ditimbun di TPA, tetapi reduksi sampah dengan mengolah
sampah untuk dimanfaatkan menjadi produk yang berguna baik
itu rumah tangga maupun bangunan.
1.2
Rumusan Masalah
Berdasarkan
pada latar belakang yang telah dipaparkan sebelumnya penyusun merumuskan
“Apakah pengolahan kertas bekas melalui prosedur daur ulang dapat berpengaruh
terhadap upaya penanggulangan masalah lingkungan hidup serta penambahan tingkat
ekonomi masyarakat?”
1.3
Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah
menemukan pengelolaan sampah yang baik sebagai proses daur ulang. Banyak sampah
yang dapat di proses untuk daur ulang salah satunya sampah kertas. Sampah
kertas dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan campuran bahan bangunan yang
berkualitas, sehingga dapat dimanfaatkan untuk asbes rumah.
1.4 Manfaat Penelitian
Karya ilmiah ini diharapkan dapat
memberikan informasi dibidang teknik pengolahan sampah kertas untuk salah satu
campuran bahan bangunan rumah yang dapat di manfaatkan oleh masyarakat. Bahan
bangunan yang dihasilkan berupa asbes rumah. Dalam hal ini sampah kertas sangat
bermanfaat dalam usaha besar dan menengah sebagai
suatu bidang bisnis untuk mendapatkan uang.
1.5 Batasan Masalah
Dalam penulisan karya ilmiah ini, ruang
lingkup pembahasan masalah ini adalah para pemuda di Unismuh ini belum
menyadari bahwa sampah kertas dapat dimanfaatkan untuk asbes rumah.
1.6 Definisi Istilah
-
Asbes
: keperluan
1.7 Hipotesis
Berdasarkan permasalahan yang dipaparkan
sebelumnya, maka hipotesis dalam makalah ini dirumuskan bahwa diduga pengolahan
kertas melalui prosedur daur ulang dapat berpengaruh terhadap upaya
penanggulangan masalah lingkungan hidup serta penambahan tingkat ekonomi
masyarakat.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI
A.Sampah
Sampah merupakan barang yang tidak
berguna atau merupakan barang yang terbuang dari aktifitas manusia baik itu
limbah industri maupun limbah dari pembuangan
kotoran manusia. Sampah dapat berupa padatan atau setengah
padatan yang dikenal dengan istilah sampah yang dalam keadaan basah dan sampah
yang dalam keadaan kering. Pada hakikatnya sampah sangat jijik dihadapan
masyarakat, oleh karena hanya
sebagian masyarakat yang dapat atau mampu mengolah sampah
baik itu sebagai pupuk
tanaman, mainan anak, kerajinan tangan dan sebagian besar
pelengkap dari bahan bangunan rumah. Sampah merupakan masalah yang tidak ada
habisnya, karena selama kehidupan ini masih ada maka sampah akan selalu di
produksi. Produksi sampah sebanding dengan bertambahnya jumlah penduduk.
Semakin banyak jumlah penduduk maka semakin banyak jumlah sampah yang akan di
produksi. Sampah tidak akan menjadi masalah jika kita dapat mengolahnya dengan
baik yaitu dengan cara daur ulang. Mengelola sampah tidaklah sulit, dengan cara
tidak membuang sampah sembarangan dan memilih-milih dan pisahkan antara sampah
organik dan anorganik. Faktor-faktor yang dapat memengaruhisistem pengelolaan
sampah di wilayah perkotaan misalnya karakteristik sampah, kepadatan dan
penyebaran penduduk, karakteristik fisik dari lingkungan, rencana dan tata
ruang perkotaan. Pengolahan sampah untuk menjadi bahan-
bahan yang berguna akan memberikan keuntungan ekonomi.
Selain meningkatkan efisiensi produksi dan keuntungan ekonomi bagi pengolah
sampah, dapat mengurangi biaya pengangkutan sampah ke TPA, dapat menghemat
energi, mengurangi jumlah penganguran, mengurangi angka kemiskinan, membuka
lapangan kerja, dapat mempersempit lahan TPA serta lingkungan menjadi asri
dengan berkurang jumlah sampah.
KLASIFIKASI
SAMPAH
A. Sampah
Berdasarkan Sumbernya
1.Sampah
rumah tangga
Sampah
ini berasal dari pembuangan sisa makanan rumah tangga, baik itu sampah yang
dapat didaur ulang dan yang tidak dapat didaur ulang.
2.Sampah
komersial
Sampah yang berasal dari kegiatan komersial seperti pasar,
pertokoan, rumah makan, tempat hiburan, penginapan, bengkel, kios, dan
pendidikan.
3.
Sampah bangunan
Sampah
yang berasal dari kegiatan bangunan termasuk pemugaran dan pembongkaran suatu
bangunan seperti semen, kayu, batu bata, dan genteng.
4.
Sampah fasilitas umum
Sampah yang berasal dari pembersihan dan penyapuan jalan
trotoar, lapangan, tempat rekreasi, dan sebagainya. Contoh jenis sampah ini adalah
daun, ranting, kertas pembungkus, plastik, rokok, dan debu.
B.Sampah
berdasarkan jenisnya
1.Sampah
organik (bersifat degradabel)
Sampah organik merupakan sampah yang
dapat di urai oleh hewan mikroorganisme. Sampah organik pada umumnya berupa bangkai
hewan, kotoran hewan, sisa tanaman yang pada umumnya dapat di urai secara
cepat, dan tanpa merusak lingkungan
disekitarnya.
2.Sampah
anorganik (non degradabel)
Sampah anoragnik merupakan sampah yang tidak dapat diurai
oleh bakteri atau hewan mikro organisme. Sampah anorganik dapat berupa plastik,
kaca, dan logam. Pada umumnya sampah anorganik hanya sebagian yang dimamfaatkan
oleh masyarakat seperti
plastik dan logam.
C.
Manfaat sampah
1.Sumber
Pupuk Organik
Sampah
dapat dijadikan sumber pupuk organik, yang dapat digunakan untuk segala keperluan
pertanian misalnya dengan pemupukan yang dilakukan terhadap tanaman
dapat
menyuburkan tanaman tersebut.
2.Sumber
Humus
Sampah
yang telah lama membusuk akan menjadi humus yang dapat menyuburkan tanah.
3.Dapat
di daur ulang
Sampah yang tidak berguna dapat di proses daur ulang menjadi
barang yang berguna. Misalnya sampah yang dapat di daur ulang ialah sampah
plastik dan sampah kertas. Barang-barang yang dianggap sampah karena sifat dan
karakteristiknya dapat dimanfaatkan kembali tanpa melalui proses produksi.
Sementara mendaur-ulang sampah
didaur ulang untuk dijadikan bahan baku industri dalam
proses produksi. Dalam proses
ini, sampah sudah mengalami perubahan baik bentuk maupun
fungsinya.
4.PemilahanSampah
Pemilahan sampah menjadi sangat penting untuk mengetahui
sampah yang dapat digunakan dan dimamfaatkan. Pemilahan sampah dilakukan di
TPA, karena ini akan
memerlukan sarana dan prasarana yang lengkap. Oleh sebab
itu, pemilahan harus dilakukan di sumber sampah seperti perumahan, sekolah,
kantor, puskesmas, rumah
sakit, pasar, terminal dan tempat-tempat dimana manusia
beraktivitas. Pemilahan berarti
upaya untuk memisahkan sekumpulan dari “sesuatu” yang
sifatnya heterogen menurut
jenis atau kelompoknya sehingga menjadi beberapa golongan
yang sifatnya homogen.
Manajemen Pemilahan Sampah dapat diartikan sebagai suatu
proses kegiatan penanganan sampah sejak dari sumbernya dengan memanfaatkan
penggunaan sumber daya secara efektif yang diawali dari pewadahan, pengumpulanan,
pengangkutan, pengolahan, hingga pembuangan, melalui pengendalian pengelolaan
organisasi yang berwawasan lingkungan, sehingga dapat mencapai tujuan atau
sasaran yang telah ditetapkan yaitu.lingkungan bebas sampah. Pada setiap tempat
aktivitas dapat disediakan empat buah tempat sampah yang diberi kode, yaitu
satu tempat sampah untuk sampah yang bisa diurai oleh mikrobia
(sampah organik), satu tempat sampah untuk sampah plastik
atau yang sejenis, satu tempat sampah untuk kaleng, dan satu tempat sampah
untuk botol. Malah bisa jadi
menjadi lima tempat sampah, jika kertas dipisah tersendiri.
Untuk sampah-sampah
berbentuk kaca tentunya memerlukan penanganan tersendiri.
Sampah jenis ini tidak
boleh sampai ke TPA. Sementara sampah-sampah elektronik(seperti
kulkas, radio, TV),
perlu diatur, misalnya pembuangan sampah-sampah tersebut
ditentukan setiap 3 bulan
sekali.
Di Australia, misalnya, sistem pengelolaan sampah juga menerapkan
model pemilahan antara sampah organik dan sampah anorganik. Setiap rumah tangga
memiliki tiga keranjang sampah untuk tiga jenis sampah yang berbeda. Satu untuk
sampah keringan-
(organik), satu untuk bekas makanan, dan satu lagi untuk
sisa-sisa tanaman/rumput.
Ketiga jenis sampah itu akan diangkut oleh tiga truk berbeda
yang memiliki jadwal
berbeda pula. Setiap truk hanya akan mengambil jenis sampah
yang menjadi tugasnya.
Sehingga pemilahan sampah tidak berhenti pada level rumah
tangga saja, tapi terus berlanjut pada rantai berikutnya, bahkan sampai pada
TPA. Nah, sampah-sampah yang telah dipilah inilah yang kemudian dapat didaur
ulangmenjadi barang-barang yang berguna. Jika pada setiap tempat aktivitas
melakukan pemilahan, maka pengangkutan sampah menjadi lebih teratur. Dinas
kebersihan tinggal mengangkutnya setiap hari dan tidak lagi kesulitan untuk
memilahnya. Pemerintah Daerah bekerjasama dengan swasta dapat memproses
sampah-sampah tersebut menjadi barang yang berguna. Dengan cara ini, maka volume
sampah yang sampai ke TPA dapat dikurangi sebanyak mungkin.
LANDASAN TEORI
2.1 Dasar Teori
“Limbah adalah bahan yang tidak mempunyai nilai atau tidak berharga untuk maksud biasa atau utama dalam pembuatan atau pemakaian barang yang rusak atau memiliki cacat dalam pembuatan manufaktur atau materi berkelebihan atau ditolak atau buangan”. (kamus istilah lingkungan, 1994).
Sinonim limbah adalah sampah. Ada beberapa pendapat yang mendefinisikan tentang sampah:
a. “Sampah adalah suatu bahan yang terbuang atau dibuang dari sumber hasil aktivitas manusia maupun proses alam yang belum memiliki nilai ekonomis”. (Istilah Lingkungan untuk Manajemen, Ecolink, 1996)
b. “Sampah adalah sesuatu yang tidak berguna lagi, dibuang oleh pemiliknya atau pemakai semula” (Tanjung, Dr. M. Sc., 1982)
c. “Sampah adalah sumber daya yang tidak siap pakai”. (Radyastuti, W. Prof. Ir., 1996)
Istilah sampah pasti sudah tidak asing lagi ditelinga. Jika mendengar istilah sampah, pasti yang terlintas dalam benak adalah setumpuk limbah yang menimbulkan aroma bau busuk yang sangat menyengat. Sampah diartikan sebagai material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu proses. Sampah adalah zat kimia, energi atau makhluk hidup yang tidak mempunyai nilai guna dan cenderung merusak. Sampah merupakan konsep buatan manusia, dalam proses-proses alam tidak ada sampah, yang ada hanya produk-produk yang tak bergerak.
(wikipedia).
Sampah dapat berada pada setiap fase materi yitu fase padat, cair, atau gas. Ketika dilepaskan dalam dua fase yaitu cair dan gas, terutama gas, sampah dapat dikatakan sebagai emisi. Emisi biasa dikaitkan dengan polusi. Bila sampah masuk ke dalam lingkungan (ke air, ke udara dan ke tanah) maka kualitas lingkungan akan menurun. Peristiwa masuknya sampah ke lingkungan inilah yang dikenal sebagai peristiwa pencemaran lingkungan.
2.3 Kerangka Berpikir
2.3.1. Pengertian Sampah
Sampah merupakan barang yang tidak berguna atau merupakan barang yang terbuang dari aktifitas manusia baik itu limbah industri maupun limbah dari pembuangan kotoran manusia. Sampah dapat berupa padatan atau setengah padatan yang dikenal dengan istilah sampah yang dalam keadaan basah dan sampah yang dalam keadaan kering. Pada hakikatnya sampah sangat jijik dihadapan masyarakat, oleh karena hanya sebagian masyarakat yang dapat atau mampu mengolah sampah baik itu sebagai pupuk tanaman, mainan anak, kerajinan tangan dan sebagian besar pelengkap dari bahan bangunan rumah.
Sampah merupakan masalah yang tidak ada habisnya, karena selama kehidupan ini masih ada maka sampah akan selalu di produksi. Produksi sampah sebanding dengan bertambahnya jumlah penduduk. Semakin banyak jumlah penduduk maka semakin banyak jumlah sampah yang akan di produksi. Sampah tidak akan menjadi masalah jika kita dapat mengolahnya dengan baik yaitu dengan cara daur ulang. Mengelola sampah tidaklah sulit, dengan cara tidak membuang sampah sembarangan dan memilih-milih dan pisahkan antara sampah organik dan anorganik.
2.3.2. Macam-Macam Limbah
Berdasarkan asalnya, limbah padat dapat digolongkan sebagai :
1. Limbah Organik
2. Limbah Anorganik
Limbah organik terdiri dari bahan-bahan penyusun tumbuhan dan hewan yang diambil dari alam atau dihasilkan dari kegiatan pertanian, perikanan atau yang lain. Limbah ini dengan mudah diuraikan dalam proses alami. Limbah rumah tangga sebagian besar merupakan bahan organik. Termasuk limbah organik, misalnya dari dapur, sisa tepung, sayuran, kulit buah, dan daun.
Limbah anorganik berasal dari sumber daya alam tak terbarui seperti mineral dan minyak bumi, atau dari proses industri. Beberapa dari bahan ini tidak terdapat di alam seperti plastik dan alumunium. Sebagian zat anorganik secara keseluruhan tidak dapat diuraikan oleh alam, sedang sebagian lainnya hanya dapat diuraikan dalam waktu yang sangat lama. Limbah jenis ini pada tingkat rumah tangga, misalnya berupa botol, botol plastik, tas plastik, dan kaleng.
Kertas koran, dan karton merupakan perkecualian. Berdasarkan asalnya, kertas, koran, dan karton termasuk limbah organik. Tetapi kertas, koran, dan karton dapat diaur ulang seperti limbah anorganik lain (misalnya, gelas, kaleng, dan plastik).
2.3.3. Sumber Limbah
a. Limbah dari Pemukiman
Umumnya limbah rumah tangga berupa sisa pengolahan makanan, perlengkapan rumah tangga bekas, kertas, kardus, gelas, kain, sampah kebun/halaman, dan lain-lain.
b. Limbah dari Pertanian dan Perkebunan
Limbah dari kegiatan pertanian tergolong bahan organik, seperti jerami dan sejenisnya. Sebagian besar limbah yang dihasilkan selama musim panen dibakar atau dimanfaatkan untuk pupuk. Untuk limbah bahan kimia seperti pestisida dan pupuk buatan perlu perlakuan khusus agar tidak mencemari lingkungan. Limbah pertanian lainnya adalah lembaran plastik penutup tempat tumbuh-tumbuhan berfungsi untuk mengurangi penguapan dan penghambat pertumbuhan gulma namun plastik ini dapat didaur ulang.
c. Limbah dari Sisa Bangunan dan Konstruksi Gedung
Limbah yang berasal dari kegiatan pembangunan dan pemugaran ini biasa berupa bahan organik maupun anorganik. Limbah organik, misalnya : kayu, bambu, triplek. Limbah anorganik, misalnya : semen, pasir, spesi, batu bata, ubin, besi dan baja, kaca dan kaleng.
d. Limbah Perdagangan dan Perkantoran.
Limbah yang berasal daei daerah perdagangan seperti: toko, pasar tradisional, warung pasar swalayan ini terdiri dari kardus, pembungkus, kertas dan bahan organik termasuk limbah makanan dan restoran.
Limbah yang berasal dari lembaga pendidikan, kantor pemerintah dan swasta biasanya terdiri dari kertas, alat tulis menulis (pulpen, pensil, spidol, dan lain-lain), toner fotokopi, pita printer, kotak tinta printer, baterai, bahan kimia dari laboratorium, pita mesin ketik, klise film, komputer rusak, dan lain-lain. Baterai bekas dan limbah bahan kimia harus dikumpulkan secara terpisah dan harus memperoleh perlakuan khusus karena berbahaya dan beracun.
e. Limbah dari Industri
Limbah ini berasal dari seluruh rangkaian proses produksi (bahan-bahan kimia serpihan/potongan bahan), perlakuan dan pengemasan produk (kertas, kayu, plastik, kain/lap yang jenuh degan pelarut untuk pembersihan). Limbah industri berupa bahan kimia yang sering kali beracun memerlukan perlakuan khusu sebelum dibuang.
2.3.4. Efek limbah terhadap Manusia dan Lingkungan
a. Dampak terhadap Kesehatan
Lokasi dan pengelolaan limbah yang kurang memadai (pembuangan limbah yang tidak terkontrol) merupakan tempat yang cocok bagi beberapa organisme dan menarik bagi berbagai binatang seperti lalat dan anjing yang dapat menjangkitkan penyakit.
Potensi bahaya kesehatan yang dapat ditimbulkan adalah sebagai berikut:
1. Penyakit diare, kolera, tifus menyebar dengan cepat karena virus yang berasal dari sampah dengan pengelolaan tidak tepat dapat bercampur air minum. Penyakit demam berdarah (haemorhagic fever) dapat juga meningkat dengan cepat di daerah yang pengelolaan sampahnya kurang memadai.
2. Penyakit jamur dapat juga menyebar (misalnya jamur kulit).
3. Penyakit yang dapat menyebar melalui rantai makanan. Salah satu contohnya adalah suatu penyakit yang dijangkitkan oleh cacing pita (Taenia). Cacing ini sebelumnya masuk ke dalam pencernaan binatang ternak melalui makanannya yang berupa sisa makanan/sampah.
4. Limbah beracun. Telah dilaporkan bahwa di Jepang kira-kira 40.000 orang meninggal dunia akibat mengkonsumsi ikan yang telah terkontaminasi oleh raksa (Hg). Raksa ini berasal dari limbah yang dibuang ke laut oleh pabrik yang memproduksi baterai dan akumulator.
b. Dampak terhadap lingkungan
Cairan rembesan limbah yang masuk ke dalam drainase atau sungai akan mencemari air. Berbagai organisme termasyuk ikan dapat mati sehingga beberapa spesies akan lenyap, hal ini mengakibatkan berubahnya ekosistem perairan biologis. Penguraian limbah yang dibuang ke dalam air akan menghasilkan asam organik dan gas cair organik, seperti metana. Selain berbau kurang sedap, gas ini dalam konsentrasi tinggi dapat meledak.
2.2.5. Cara-Cara Pemilihan dan Pengolahan Sampah.
Agar terciptanya kenyamanan aktifitas sehari – hari terhadap lingkungan sekitar,maka dibutuhkan lingkungan yang sehat dan bersih melalui pengolahan sampah yang baik dan terkendali, seperti berikut ini:
1. Menurut Sumijatun (Konsep Dasar Keperawatan Komunitas. EGC : 2006) pengolahan sampah dapat dilakukan dengan cara: 1.Ditanam (Land Fill) 2.Dibakar ( Inceration ) 3.Dijadikan Pupuk ( Composing )
2. Dengan cara pengumpulan dan pengangkutan sampah yaitu disediakannya tempat khusus pembuangan sampah oleh lingkungan tersebut selanjutnya sampah akan diangkut ketempat penampungan sampah ( TPS ) dan akhirnya akan dibawa ketempat penampungan akhir ( TPA ) ( Wikipedia 2009 ).
3. Untuk rumah juga di perlukan prinsip 4R, yaitu:
3.1 Reduce (Mengurangi) yaitu pergunakanlah barang atau material sehematmungkin atau seperlunya saja.
3.2 Re-use (Memakai kembali) yaitu pilihlah barang-barang yang bisa dipakaikembali. Hindari pemakaian barang-barang yang disposable (sekali pakai, buang). Hal ini dapat memperpanjang waktu pemakaian barang sebelum iamenjadi sampah.
3.3 Recycle (Mendaur ulang) yaitu sebisa mungkin, barang-barang yg sudah tidak berguna lagi, bisa didaur ulang. Tidak semua barang bisa didaur ulang, namun saat ini sudah banyak industri non-formal dan industri rumah tangga yang memanfaatkan sampah menjadi barang lain. Teknologi daur ulang, khususnya bagi sampah plastik, sampah kaca, dan sampah logam, merupakan suatu jawaban atas upaya memaksimalkan material setelah menjadi sampah, untuk dikembalikan lagi dalam siklus daur ulang material tersebut.
3.4 Replace ( Mengganti) yaitu teliti barang yang kita pakai sehari-hari. Gantilah barang barang yang hanya bisa dipakai sekali dengan barang yang lebih tahan lama. Juga telitilah agar kita hanya memakai barang-barang yang lebih ramah lingkungan, Misalnya, ganti kantong keresek kita dengan keranjang bila berbelanja, dan jangan pergunakan styrofoamkarena kedua bahan ini tidak bisa didegradasi secara alami.Jadi, dari keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa sebenarnya banyak sekali penanganan akan sampah agar terciptanya lingkungan sehat maupun bersih. Akantetapi, ini betul – betul dibutuhkan kesadaran dari pihak yang bersangkutan agar penganan dapat berjalan teratur dan terkontrol.
2.1 Dasar Teori
“Limbah adalah bahan yang tidak mempunyai nilai atau tidak berharga untuk maksud biasa atau utama dalam pembuatan atau pemakaian barang yang rusak atau memiliki cacat dalam pembuatan manufaktur atau materi berkelebihan atau ditolak atau buangan”. (kamus istilah lingkungan, 1994).
Sinonim limbah adalah sampah. Ada beberapa pendapat yang mendefinisikan tentang sampah:
a. “Sampah adalah suatu bahan yang terbuang atau dibuang dari sumber hasil aktivitas manusia maupun proses alam yang belum memiliki nilai ekonomis”. (Istilah Lingkungan untuk Manajemen, Ecolink, 1996)
b. “Sampah adalah sesuatu yang tidak berguna lagi, dibuang oleh pemiliknya atau pemakai semula” (Tanjung, Dr. M. Sc., 1982)
c. “Sampah adalah sumber daya yang tidak siap pakai”. (Radyastuti, W. Prof. Ir., 1996)
Istilah sampah pasti sudah tidak asing lagi ditelinga. Jika mendengar istilah sampah, pasti yang terlintas dalam benak adalah setumpuk limbah yang menimbulkan aroma bau busuk yang sangat menyengat. Sampah diartikan sebagai material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu proses. Sampah adalah zat kimia, energi atau makhluk hidup yang tidak mempunyai nilai guna dan cenderung merusak. Sampah merupakan konsep buatan manusia, dalam proses-proses alam tidak ada sampah, yang ada hanya produk-produk yang tak bergerak.
(wikipedia).
Sampah dapat berada pada setiap fase materi yitu fase padat, cair, atau gas. Ketika dilepaskan dalam dua fase yaitu cair dan gas, terutama gas, sampah dapat dikatakan sebagai emisi. Emisi biasa dikaitkan dengan polusi. Bila sampah masuk ke dalam lingkungan (ke air, ke udara dan ke tanah) maka kualitas lingkungan akan menurun. Peristiwa masuknya sampah ke lingkungan inilah yang dikenal sebagai peristiwa pencemaran lingkungan.
2.3 Kerangka Berpikir
2.3.1. Pengertian Sampah
Sampah merupakan barang yang tidak berguna atau merupakan barang yang terbuang dari aktifitas manusia baik itu limbah industri maupun limbah dari pembuangan kotoran manusia. Sampah dapat berupa padatan atau setengah padatan yang dikenal dengan istilah sampah yang dalam keadaan basah dan sampah yang dalam keadaan kering. Pada hakikatnya sampah sangat jijik dihadapan masyarakat, oleh karena hanya sebagian masyarakat yang dapat atau mampu mengolah sampah baik itu sebagai pupuk tanaman, mainan anak, kerajinan tangan dan sebagian besar pelengkap dari bahan bangunan rumah.
Sampah merupakan masalah yang tidak ada habisnya, karena selama kehidupan ini masih ada maka sampah akan selalu di produksi. Produksi sampah sebanding dengan bertambahnya jumlah penduduk. Semakin banyak jumlah penduduk maka semakin banyak jumlah sampah yang akan di produksi. Sampah tidak akan menjadi masalah jika kita dapat mengolahnya dengan baik yaitu dengan cara daur ulang. Mengelola sampah tidaklah sulit, dengan cara tidak membuang sampah sembarangan dan memilih-milih dan pisahkan antara sampah organik dan anorganik.
2.3.2. Macam-Macam Limbah
Berdasarkan asalnya, limbah padat dapat digolongkan sebagai :
1. Limbah Organik
2. Limbah Anorganik
Limbah organik terdiri dari bahan-bahan penyusun tumbuhan dan hewan yang diambil dari alam atau dihasilkan dari kegiatan pertanian, perikanan atau yang lain. Limbah ini dengan mudah diuraikan dalam proses alami. Limbah rumah tangga sebagian besar merupakan bahan organik. Termasuk limbah organik, misalnya dari dapur, sisa tepung, sayuran, kulit buah, dan daun.
Limbah anorganik berasal dari sumber daya alam tak terbarui seperti mineral dan minyak bumi, atau dari proses industri. Beberapa dari bahan ini tidak terdapat di alam seperti plastik dan alumunium. Sebagian zat anorganik secara keseluruhan tidak dapat diuraikan oleh alam, sedang sebagian lainnya hanya dapat diuraikan dalam waktu yang sangat lama. Limbah jenis ini pada tingkat rumah tangga, misalnya berupa botol, botol plastik, tas plastik, dan kaleng.
Kertas koran, dan karton merupakan perkecualian. Berdasarkan asalnya, kertas, koran, dan karton termasuk limbah organik. Tetapi kertas, koran, dan karton dapat diaur ulang seperti limbah anorganik lain (misalnya, gelas, kaleng, dan plastik).
2.3.3. Sumber Limbah
a. Limbah dari Pemukiman
Umumnya limbah rumah tangga berupa sisa pengolahan makanan, perlengkapan rumah tangga bekas, kertas, kardus, gelas, kain, sampah kebun/halaman, dan lain-lain.
b. Limbah dari Pertanian dan Perkebunan
Limbah dari kegiatan pertanian tergolong bahan organik, seperti jerami dan sejenisnya. Sebagian besar limbah yang dihasilkan selama musim panen dibakar atau dimanfaatkan untuk pupuk. Untuk limbah bahan kimia seperti pestisida dan pupuk buatan perlu perlakuan khusus agar tidak mencemari lingkungan. Limbah pertanian lainnya adalah lembaran plastik penutup tempat tumbuh-tumbuhan berfungsi untuk mengurangi penguapan dan penghambat pertumbuhan gulma namun plastik ini dapat didaur ulang.
c. Limbah dari Sisa Bangunan dan Konstruksi Gedung
Limbah yang berasal dari kegiatan pembangunan dan pemugaran ini biasa berupa bahan organik maupun anorganik. Limbah organik, misalnya : kayu, bambu, triplek. Limbah anorganik, misalnya : semen, pasir, spesi, batu bata, ubin, besi dan baja, kaca dan kaleng.
d. Limbah Perdagangan dan Perkantoran.
Limbah yang berasal daei daerah perdagangan seperti: toko, pasar tradisional, warung pasar swalayan ini terdiri dari kardus, pembungkus, kertas dan bahan organik termasuk limbah makanan dan restoran.
Limbah yang berasal dari lembaga pendidikan, kantor pemerintah dan swasta biasanya terdiri dari kertas, alat tulis menulis (pulpen, pensil, spidol, dan lain-lain), toner fotokopi, pita printer, kotak tinta printer, baterai, bahan kimia dari laboratorium, pita mesin ketik, klise film, komputer rusak, dan lain-lain. Baterai bekas dan limbah bahan kimia harus dikumpulkan secara terpisah dan harus memperoleh perlakuan khusus karena berbahaya dan beracun.
e. Limbah dari Industri
Limbah ini berasal dari seluruh rangkaian proses produksi (bahan-bahan kimia serpihan/potongan bahan), perlakuan dan pengemasan produk (kertas, kayu, plastik, kain/lap yang jenuh degan pelarut untuk pembersihan). Limbah industri berupa bahan kimia yang sering kali beracun memerlukan perlakuan khusu sebelum dibuang.
2.3.4. Efek limbah terhadap Manusia dan Lingkungan
a. Dampak terhadap Kesehatan
Lokasi dan pengelolaan limbah yang kurang memadai (pembuangan limbah yang tidak terkontrol) merupakan tempat yang cocok bagi beberapa organisme dan menarik bagi berbagai binatang seperti lalat dan anjing yang dapat menjangkitkan penyakit.
Potensi bahaya kesehatan yang dapat ditimbulkan adalah sebagai berikut:
1. Penyakit diare, kolera, tifus menyebar dengan cepat karena virus yang berasal dari sampah dengan pengelolaan tidak tepat dapat bercampur air minum. Penyakit demam berdarah (haemorhagic fever) dapat juga meningkat dengan cepat di daerah yang pengelolaan sampahnya kurang memadai.
2. Penyakit jamur dapat juga menyebar (misalnya jamur kulit).
3. Penyakit yang dapat menyebar melalui rantai makanan. Salah satu contohnya adalah suatu penyakit yang dijangkitkan oleh cacing pita (Taenia). Cacing ini sebelumnya masuk ke dalam pencernaan binatang ternak melalui makanannya yang berupa sisa makanan/sampah.
4. Limbah beracun. Telah dilaporkan bahwa di Jepang kira-kira 40.000 orang meninggal dunia akibat mengkonsumsi ikan yang telah terkontaminasi oleh raksa (Hg). Raksa ini berasal dari limbah yang dibuang ke laut oleh pabrik yang memproduksi baterai dan akumulator.
b. Dampak terhadap lingkungan
Cairan rembesan limbah yang masuk ke dalam drainase atau sungai akan mencemari air. Berbagai organisme termasyuk ikan dapat mati sehingga beberapa spesies akan lenyap, hal ini mengakibatkan berubahnya ekosistem perairan biologis. Penguraian limbah yang dibuang ke dalam air akan menghasilkan asam organik dan gas cair organik, seperti metana. Selain berbau kurang sedap, gas ini dalam konsentrasi tinggi dapat meledak.
2.2.5. Cara-Cara Pemilihan dan Pengolahan Sampah.
Agar terciptanya kenyamanan aktifitas sehari – hari terhadap lingkungan sekitar,maka dibutuhkan lingkungan yang sehat dan bersih melalui pengolahan sampah yang baik dan terkendali, seperti berikut ini:
1. Menurut Sumijatun (Konsep Dasar Keperawatan Komunitas. EGC : 2006) pengolahan sampah dapat dilakukan dengan cara: 1.Ditanam (Land Fill) 2.Dibakar ( Inceration ) 3.Dijadikan Pupuk ( Composing )
2. Dengan cara pengumpulan dan pengangkutan sampah yaitu disediakannya tempat khusus pembuangan sampah oleh lingkungan tersebut selanjutnya sampah akan diangkut ketempat penampungan sampah ( TPS ) dan akhirnya akan dibawa ketempat penampungan akhir ( TPA ) ( Wikipedia 2009 ).
3. Untuk rumah juga di perlukan prinsip 4R, yaitu:
3.1 Reduce (Mengurangi) yaitu pergunakanlah barang atau material sehematmungkin atau seperlunya saja.
3.2 Re-use (Memakai kembali) yaitu pilihlah barang-barang yang bisa dipakaikembali. Hindari pemakaian barang-barang yang disposable (sekali pakai, buang). Hal ini dapat memperpanjang waktu pemakaian barang sebelum iamenjadi sampah.
3.3 Recycle (Mendaur ulang) yaitu sebisa mungkin, barang-barang yg sudah tidak berguna lagi, bisa didaur ulang. Tidak semua barang bisa didaur ulang, namun saat ini sudah banyak industri non-formal dan industri rumah tangga yang memanfaatkan sampah menjadi barang lain. Teknologi daur ulang, khususnya bagi sampah plastik, sampah kaca, dan sampah logam, merupakan suatu jawaban atas upaya memaksimalkan material setelah menjadi sampah, untuk dikembalikan lagi dalam siklus daur ulang material tersebut.
3.4 Replace ( Mengganti) yaitu teliti barang yang kita pakai sehari-hari. Gantilah barang barang yang hanya bisa dipakai sekali dengan barang yang lebih tahan lama. Juga telitilah agar kita hanya memakai barang-barang yang lebih ramah lingkungan, Misalnya, ganti kantong keresek kita dengan keranjang bila berbelanja, dan jangan pergunakan styrofoamkarena kedua bahan ini tidak bisa didegradasi secara alami.Jadi, dari keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa sebenarnya banyak sekali penanganan akan sampah agar terciptanya lingkungan sehat maupun bersih. Akantetapi, ini betul – betul dibutuhkan kesadaran dari pihak yang bersangkutan agar penganan dapat berjalan teratur dan terkontrol.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis
penelitian
Pemanfaatan sampah organic atau non-organik
3.2 Lokasi dan
waktu penelitian
Universitas Muhammadiyah Makassar
Hari : 03 desember 2015
3.3 populasi dan
sampel penelitian
3.4 Metode
Pengumpulan Data
3.5 Teknik
Analisa Data
3.6 Desain
Penelitian
BAB IV
PEMBAHASAN
Seperti yang kita ketahui, selain penggunaan plastik
yang begitu besar, kita juga merupakan salah satu yang menggunakan atau
mengkonsumsi kertas dalam jumlah yang sangat besar. Keberadaan kertas pun telah
ada dan digunakan sejak dulu. Tidak usah jauh-jauh, dalam kehidupan
sehari-hari, jika kita sedang belajar di sekolah, kita pasti banyak memiliki
tulisan-tulisan, catatan atau pun latihan-latihan di buku tulis, yang apabila
buku sudah habis pasti diterlantarkan begitu saja atau bahkan mungkin sebagian
ada yang dibuang.
Jadi, pasti banyak kertas yang terbuang sia-sia.
Begitu juga koran-koran atau brosur-brosur, pasti buat kita yang berlangganan
koran atau sering mendapatkan brosur yang sudah tidak terpakai dibiarkan
menumpuk begitu saja atau bahkan dibuang sembarangan. Hal ini pun, jika terjadi
hanya akan menjadi suatu hal yang sia-sia bila tidak adanya pemanfaatan,
kalaupun ada pemanfaatannya misalnya seperti penggunaan kertas koran atau
majalah sebagai tugas kliping sekolah atau sejenisnya.
Namun, kertas koran atau majalah tersebut tidak
seluruhnya akan digunakan dalam pembuatan kliping sekolah. Akan ada sisa dan
sisa inilah yang terbuang karena sudah tidak memiliki guna lagi. Jika tidak
memanfatkannya dalam pengerjaan tugas sekolah berupa kliping pula akan membuat
kertas ini menjadi bekas. Kertas ini sulit untuk terurai walaupun terbuat dari
bahan alami yang diambil kulit-kulit tipis dari pohon papyrus. Sulit terurainya
kertas bekas inilah yang dikatakan seagai sampah anorganik.
Sampah anorganik tersebut jika dibiarkan tertumpuk
begitu saja ditempat pembuangan akan memberikan dampak terhadap lingkungan
bahkan kesehatan manusia dan makhluk disekitarnya serta mengurangi estetika.
Dalam penyusunan makalah ini berbicara mengenai
sampah berupa sampah anorganik terutama kertas bekas, namun ada baiknya juga
jika penyusun memaparkan pula dampak sampah secara umum karena hal ini begitu
penting untuk diketahui demi terciptanya kehidupan yang asri, nyaman, dan
tentram.
Selain kertas bekas yang memiliki dampak, ternyata
juga dapat dimanfaatkan melalui kegiatan daur ulang. Koran atau kertas bekas
bisa menjadi sumber penghasilan jika kita jeli melihatnya. Mungkin selama ini
benda tersebut kita buang atau dijual ke tukang barang bekas dengan imbalan
yang tidak seberapa. Nah ternyata dari kertas bekas tersebut tersimpan potensi peluang usaha membuat kertas daur ulang. Intinya kita menambahkan nilai tambah pada benda
tersebut agar bernilai ekonomi tinggidan dapat menjadi sebuah peluang bisnis yang menjanjikan. Dengan memakai kertas daur ulang
kita juga turut mendukung kampanye “go green” yang saat ini sedang gencar
digalakan oleh berbagai kalangan. Apa itu “go green”? Secara harfiah artinya
membuat bumi kita lebih “hijau” atau dengan kata lain menjadikan kita lebih
perduli terhadap lingkungan di sekitar kita, salah satunya adalah dengan
memakai produk daur ulang sehingga dapat mengurangi sampah yang dibuang ke
lingkungan. Daripada dijual ke tukang koran bekas, lebih baik kita utak-atik
agar menjadi barang baru yang bermanfaat.
Koran juga dapat didaur ulang menjadi barang hiasan
seperti patung-patung, pernak-pernik, miniatur becak, sepeda, gerobak, dll.
Jadi sebisa mungkin buang jauh-jauh pikiran kita untuk membuang koran begitu
saja. Untuk yang satu ini kita bisa menggunakan semua jenis kertas.
Anggota Dulink sudah praktek bagaimana membuat daur
ulang kertas, sehingga kita sudah bisa praktek bagaimana cara mendaur ulang
kertas-kertas bekas itu menjadi barang-barang yang bermanfaat. Contohnya
seperti brosur-brosur dapat kita lipat-lipat dengan menggunakan seni origami
atau seni melipat kertas, dan bisa kita jadikan hiasan dengan bentuk-bentuk
yang unik-unik seperti bintang, burung angsa atau juga menjadi barang-barang
bermanfaat seperti vas bunga, kotak menyimpan barang-barang kecil ataupun kotak
pensil.
Prosedur Daur Ulang Sampah Anorganik Kertas Bekas
Prosedur Daur Ulang Sampah Anorganik Kertas Bekas
Pemanfaatan sampah kertas dapat dilakukan untuk
mengisi waktu luang. Prosesnya pun tidak membutuhkan waktu yang lama dan
menggunakan bahan-bahan disekitar kita. Pemanfaatan sampah kertas ini juga
salah satu bentuk dukungan untuk mengurangi sampah di dunia.
Alat dan Bahan
Membuat kertas daur ulang ini tidaklah sesulit yang kita bayangkan. Alat dan bahannya bisa diperoleh dengan mudah dari lingkungan di sekitar kita.
Alat dan Bahan
Membuat kertas daur ulang ini tidaklah sesulit yang kita bayangkan. Alat dan bahannya bisa diperoleh dengan mudah dari lingkungan di sekitar kita.
Ø Alat
1) Dua buah ember besar,
2) Blender untuk menghancurkan kertas
3) Satu atau lebih cetakan kertas yang tersebut dari dua buah bingkai kayu dan spons untuk menyerap air.
4) Untuk mencetak kertas kita membutuhkan satu bingkai kayu dengan saringan kawat dan satu bingkai tanpa saringan. Saringian kawat ini bisa dibuat dari kain kassa. Ukuran bingkai kayu untuk cetakan kertas ini kita sesuaikan dengan ukuran kertas yang diinginkan, misalnya ukuran folio, atau double polio.
5) Selembar kain bekas yang panjangnya cukup untuk alas menjemur kertas yang sudah jadi. Di sini kita bisa memanfaatkan kain bekas spanduk.
Ø Bahan
1) Air
2) Kertas-kertas bekas pakai serta
3) Daun-daun atau bunga-bunga kering untuk hiasan.
Cara Membuat
1) Pertama kita hancurkan kertas-kertas bekas itu dengan cara menyobek-nyobeknya hingga berbentuk serpihan-serpihan kecil. Semakin kecil dan semakin halus sobekan kerta itu akan semakin bagus.
2) Kemudian sobekan-sobekan kerta ini kita rendam dalam seember air selama minimal dua malam. Semakin lama merendam semakin baik.
3) Untuk membantu proses pelarutan tinta dalam kerta bekas, maka rendaman kertas ini bisa kita rebus selama satu atau dua jam, Setelah rebusan kertas ini mendingin.
4) Blender rebusan ini sampai benar-benar hancur, hingga menjadi bubur kertas.
5) Bubur kertas yang kental ini kemudian kita larutkan sedikit demi sedikit dalam seember air, dengan perbandingan kurang lebih 1:10, atau kita perkirakan sesuai dengan ketebalan kertas yang kita inginkan. Semakin tebal kertas yang kita inginkan, semakin kentallah campuran yang harus kita buang.
6) Campur bubur kertas dengan air hingga benar-benar larut.
7) Kertas pun siap kita cetak dengan memakai cetakan kertas yang telah disediakan.
8) Ember yang dipakai untuk mencampur bubur kertas dengan air itu, haruslah yang berukuran besar, agar cetakan kertas bisa masuk seluruhnya ke dalam ember.
9) Untuk mencetak, kita lekatkan dua buah bingkai kayu sebagai cetakan kertas.
10) Bingkai kayu yang tak memiliki saringan kawat ditempelkan pada sisi bingkai kayu yang ada saringan kawatnya.
11) Kemudian cetakan kertas ini kita masukkan dari pinggir ember dengan posisi tegak lurus, horisontal, sejajar dengan ember.
12) Kita celupkan cetakan ini hingga masuk seluruhnya ke dalam ember.
13) Setelah itu, baru kita angkat kertas itu perlahan-lahan. Tunggu hingga air yang menetes dari cetakan habis.
14) Kemudian angkat bingkai kayu yang tak memiliki saringan kawat dengan hati-hati agar kertas yang sudah dicetak tidak rusak dan cetak kertas di atas kain alas.
15) Cara mencetaknya, tempelkan bingkai kayu yang berisi bubur kertas ke atas kain alas. Serap air yang ada di dalam kertas yang dicetak dengan menggunakan spons.
16) Gerakkan spons dengan gerakan satu arah di atas kertas. Berhati-hatilah agar kertas yang dicetak tidak robek.
17) Peras dan keringkan spons kemudian gunakan kembali untuk menyerap air dalam kertas.
18) Ulangi hingga air di atas kertas habis, kemudian angkat cetakan kertas dengan hati-hati. Jemur hingga kertas mengering.
19) Untuk variasi, kertas daur ulang ini kita bisa kita warnai sesuai dengan keinginan kita. Sebagai pewarna alami, kita bisa memakai daun pandan atau daun-daun yang lain untuk warna hijau.
20) Untuk warna kuning kita bisa memakai kunyit, dan untuk warna merah, kita bisa memakai daun jati yang ditambuk atau kayu secang yang telah direbus terlebih dahulu. Caranya, tumbuk atau parut bahan pewarna alami yang kita inginkan, peras dan saring, ambil airnya untuk mewarnai.
21) Pewarna alami ini bisa kita campurkan pada waktu kita mencetak kertas. Selain itu kita juga bisa menambahkan hiasan berupa serpihan daun-daun atau bunga, agar kertas daur ulang kita terlihat lebih artistik. Penambahan hiasan bisa dilakukan dengan mencampurkan serpihan bunga dan daun pada bubur kertas atau dengan menghiaskannya pada waktu kertas baru usai dicetak.
22) Dalam proses selanjutnya, kertas daur ulang ini bisa kita olah menjadi beragam souvenir atau barang-barang keperluan sehari-hari. Kotak pensil, block note, kotak perhiasan dan kertas surat merupakan beberapa contoh barang yang bisa dibuat dari kerta daur ulang.
merupakan limbah kertas koran yang dapat di daur ulang menjadi pajangan yang menarik dan memiliki nilai jual yang tinggi.
Karya ini selain berfungsi sebagai pajangan, digunakan pula sebagi bingkai foto, tempat pensil dan tempat bros jilbab.
Alat dan bahan yang diperlukan yaitu: limbah
kertas koran
1. Papan ukuran 20x9 cm
2. Stik es krim
3. Tripleks yang dijadikan bingkai foto
4. Pisau cutter
5. Blender
6. Tempurung kelapa 1 buah
7. Limbah plastik berbentuk gelas
8. Pernak-pernik berupa rumput plastic, kerang laut, batang bambu dan bekel laut.
Adapun bahan yang digunakan dalam daur ulang ini yaitu:
1. Koran bekas
2. Lem kayu
3. Cat tembok berwarna hitam dan kuning
4. Vernis
1) Dua buah ember besar,
2) Blender untuk menghancurkan kertas
3) Satu atau lebih cetakan kertas yang tersebut dari dua buah bingkai kayu dan spons untuk menyerap air.
4) Untuk mencetak kertas kita membutuhkan satu bingkai kayu dengan saringan kawat dan satu bingkai tanpa saringan. Saringian kawat ini bisa dibuat dari kain kassa. Ukuran bingkai kayu untuk cetakan kertas ini kita sesuaikan dengan ukuran kertas yang diinginkan, misalnya ukuran folio, atau double polio.
5) Selembar kain bekas yang panjangnya cukup untuk alas menjemur kertas yang sudah jadi. Di sini kita bisa memanfaatkan kain bekas spanduk.
Ø Bahan
1) Air
2) Kertas-kertas bekas pakai serta
3) Daun-daun atau bunga-bunga kering untuk hiasan.
Cara Membuat
1) Pertama kita hancurkan kertas-kertas bekas itu dengan cara menyobek-nyobeknya hingga berbentuk serpihan-serpihan kecil. Semakin kecil dan semakin halus sobekan kerta itu akan semakin bagus.
2) Kemudian sobekan-sobekan kerta ini kita rendam dalam seember air selama minimal dua malam. Semakin lama merendam semakin baik.
3) Untuk membantu proses pelarutan tinta dalam kerta bekas, maka rendaman kertas ini bisa kita rebus selama satu atau dua jam, Setelah rebusan kertas ini mendingin.
4) Blender rebusan ini sampai benar-benar hancur, hingga menjadi bubur kertas.
5) Bubur kertas yang kental ini kemudian kita larutkan sedikit demi sedikit dalam seember air, dengan perbandingan kurang lebih 1:10, atau kita perkirakan sesuai dengan ketebalan kertas yang kita inginkan. Semakin tebal kertas yang kita inginkan, semakin kentallah campuran yang harus kita buang.
6) Campur bubur kertas dengan air hingga benar-benar larut.
7) Kertas pun siap kita cetak dengan memakai cetakan kertas yang telah disediakan.
8) Ember yang dipakai untuk mencampur bubur kertas dengan air itu, haruslah yang berukuran besar, agar cetakan kertas bisa masuk seluruhnya ke dalam ember.
9) Untuk mencetak, kita lekatkan dua buah bingkai kayu sebagai cetakan kertas.
10) Bingkai kayu yang tak memiliki saringan kawat ditempelkan pada sisi bingkai kayu yang ada saringan kawatnya.
11) Kemudian cetakan kertas ini kita masukkan dari pinggir ember dengan posisi tegak lurus, horisontal, sejajar dengan ember.
12) Kita celupkan cetakan ini hingga masuk seluruhnya ke dalam ember.
13) Setelah itu, baru kita angkat kertas itu perlahan-lahan. Tunggu hingga air yang menetes dari cetakan habis.
14) Kemudian angkat bingkai kayu yang tak memiliki saringan kawat dengan hati-hati agar kertas yang sudah dicetak tidak rusak dan cetak kertas di atas kain alas.
15) Cara mencetaknya, tempelkan bingkai kayu yang berisi bubur kertas ke atas kain alas. Serap air yang ada di dalam kertas yang dicetak dengan menggunakan spons.
16) Gerakkan spons dengan gerakan satu arah di atas kertas. Berhati-hatilah agar kertas yang dicetak tidak robek.
17) Peras dan keringkan spons kemudian gunakan kembali untuk menyerap air dalam kertas.
18) Ulangi hingga air di atas kertas habis, kemudian angkat cetakan kertas dengan hati-hati. Jemur hingga kertas mengering.
19) Untuk variasi, kertas daur ulang ini kita bisa kita warnai sesuai dengan keinginan kita. Sebagai pewarna alami, kita bisa memakai daun pandan atau daun-daun yang lain untuk warna hijau.
20) Untuk warna kuning kita bisa memakai kunyit, dan untuk warna merah, kita bisa memakai daun jati yang ditambuk atau kayu secang yang telah direbus terlebih dahulu. Caranya, tumbuk atau parut bahan pewarna alami yang kita inginkan, peras dan saring, ambil airnya untuk mewarnai.
21) Pewarna alami ini bisa kita campurkan pada waktu kita mencetak kertas. Selain itu kita juga bisa menambahkan hiasan berupa serpihan daun-daun atau bunga, agar kertas daur ulang kita terlihat lebih artistik. Penambahan hiasan bisa dilakukan dengan mencampurkan serpihan bunga dan daun pada bubur kertas atau dengan menghiaskannya pada waktu kertas baru usai dicetak.
22) Dalam proses selanjutnya, kertas daur ulang ini bisa kita olah menjadi beragam souvenir atau barang-barang keperluan sehari-hari. Kotak pensil, block note, kotak perhiasan dan kertas surat merupakan beberapa contoh barang yang bisa dibuat dari kerta daur ulang.
merupakan limbah kertas koran yang dapat di daur ulang menjadi pajangan yang menarik dan memiliki nilai jual yang tinggi.
Karya ini selain berfungsi sebagai pajangan, digunakan pula sebagi bingkai foto, tempat pensil dan tempat bros jilbab.

1. Papan ukuran 20x9 cm
2. Stik es krim
3. Tripleks yang dijadikan bingkai foto
4. Pisau cutter
5. Blender
6. Tempurung kelapa 1 buah
7. Limbah plastik berbentuk gelas
8. Pernak-pernik berupa rumput plastic, kerang laut, batang bambu dan bekel laut.
Adapun bahan yang digunakan dalam daur ulang ini yaitu:
1. Koran bekas
2. Lem kayu
3. Cat tembok berwarna hitam dan kuning
4. Vernis
Adapun proses pembuatanya dengan menggunakan kertas
Koran bekas yang telah direndam selama 3 hari dan kemudian diblender hingga
menjadi bubur kertas yang benar-benar halus. Pisahkan air dan kertas kemudian
campurkan dengan lem kayu layaknya adonan kue.
Satukan material bingkai foto yang terbuat dari
tripleks, wadah plastic bekas, dan tempurung kelapa di atas papan yang sudah
disesuaikan ukurannya. Langkah selanjutnya, dempul/lapisi dengan adonan yang
telah jadi. Hal ini dilakukan untuk menyatukan materil tersebut.
Bentuklah sesuai selera dan hiasi dengan kerang
laut, batu-batu kaarang, batang es krim bekas dan rumput-rumputan plastik.
Setelah pembentukan pajangan selesai, Jemur dibawah terik matahari selama dua
hari hingga adonannya benar-benar kering dan menyatu.
Langkah terakhir kami cat pajangan tersebut sesuai
selera. Gunakan warna dasar hitam dan selanjutnya lapisi dengan warna kuning
kemudian kembali menjemurnya dibawah terik matahari selama 2 hari. Dan hasilnya
sebagai berikut:
2.4 Manfaat Daur Ulang Sampah An-Organik
1. Pemanfaatan sampah adalah upaya dalam mengurangi pemanasan global.
2. Pengelolaan barang-barang bekas menjadi barang baru dapat membantu mengurangi sampah yang menumpuk yang dapat menyebabkan terjadinya banjir.
3. Menghasilkan nilai jual yang tinggi
4. Meningkatkan kreatifitas karena pengelolaan sampah membutuhkan kreatifitas tinggi untuk dapat membuat produk yang berkualitas.
5. Menciptakan lapangan kerja bagi pengusaha sampah.
1. Pemanfaatan sampah adalah upaya dalam mengurangi pemanasan global.
2. Pengelolaan barang-barang bekas menjadi barang baru dapat membantu mengurangi sampah yang menumpuk yang dapat menyebabkan terjadinya banjir.
3. Menghasilkan nilai jual yang tinggi
4. Meningkatkan kreatifitas karena pengelolaan sampah membutuhkan kreatifitas tinggi untuk dapat membuat produk yang berkualitas.
5. Menciptakan lapangan kerja bagi pengusaha sampah.
BAB III
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Berdasarkan
hasil pemanfaatan sampah sebagai bahan yang dapat dimamfaatkan,
salah
satunya bahan bangunan. Dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa metode daur
ulang
sampah kertas dapat meningkatkan pendapat ekonomi masyarakat. Penggunaan
pengolahan
sampah menjadi asbes dapat meningkatkan dengan didukung teknologi yang
bermutu
dan tepat guna dan kualitas bagi kelangsungan pengolahannya. Sampah bekas
dari
kertas, dan koran dimanfaatkan menjadi barang berdaya guna sangat mendorong
masyarakat
untuk mengembangkannya.
Saran
Berdasarkan
karya ilmiah ini beberapa hal yang penting untuk dijadikan bahan pertimbangan
dan saran adalah pemanfaatan sampah sebagai bahan bangunan dengan metode daur
ulang sampah kertas dan sangat perlu diaplikasikan terhadap berbagai jenis kertas
dengan penelitian lebih lanjut. Dalam hal ini penulis menerima kritik, saran
yang mendukung demi terciptannya karya ilmiah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Djuarnani N, Kristian, Setiawan BS.
2005. Cara Cepat Membuat kompos. Cet.1.
PT. Agromedia Pustaka. Jakarta.
Hadisuwito S. 2007. Membuat Pupuk Kompos
Cair. Cet. 1. PT. Agromedia
Pustaka, Jakarta.
Moerdjoko S, Widyatmoko. 2002.
Menghindari, Mengolah dan Menyingkirkan
Sampah. Cet.1. PT. Dinastindo Adiperkasa
Internasional. Jakarta.
Musnamar EI. 2006. Pembuatan Aplikasi
Pupuk Organik Padat. Cet.3. Penebar Swadaya. Jakarta.
Sumber artikel :
http://wwwperikanan.blogspot.com/2009/05/pengolahan-sampah-kertas-menjadi-asbes.html
(http://mahasiswapgsd.blogspot.com/2009/10/makalah-bahaya-sampah-bagi- kesehatan_18.html).
(http://mahasiswapgsd.blogspot.com/2009/10/makalah-bahaya-sampah- bagi- kesehatan_18.html).
(http://mahasiswapgsd.blogspot.com/2009/10/makalah-bahaya-sampah-bagi- kesehatan_18.html).
(http://astriani.wordpress.com/2009/01/20/dampak-negatif-sampah
(http://mahasiswapgsd.blogspot.com/2009/10/makalah-bahaya-sampah- bagi- kesehatan_18.html).
(http://mahasiswapgsd.blogspot.com/2009/10/makalah-bahaya-sampah-bagi- kesehatan_18.html).
(http://astriani.wordpress.com/2009/01/20/dampak-negatif-sampah
Penyablonan , Alat dan bahan pada proses penyablonan terdiri dari alat pencetak sablon, bahan sablon dan proses penyablonan. Untuk mencetak dasar sablon menggunakan computer untuk merancang desain ,motif yang akan digambar/dibuat sesuai dengan motif yang diinginkan Jasa Penulis Artikel pabrik penerima limbah kardus
BalasHapus