KEPEMIMPINAN
”TEORI DAN ISU KEPEMIMPINAN
KONTEMPORER”
Dosen pembimbing :
RISKASARI.S.Sos,M.AP
DI
SUSUN OLEH : KELOMPOK
2
INDASARI 105610539615
RISNAWATI 105610538515
SALSA NABILA MUTIA H. 105610538715
SRI AYU ANDAYANI 105610542015
ANITA RAHAYU 105610494614
YUSTIKA AYU 105610541515
HUSRI 105610538115
KELAS V.E
JURUSAN
ILMU ADMINISTRASI NEGARA
FAKULTAS
ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2017/2018
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kepemimpinan
merupakan lokomotif organisasi yang selalu menarik dibicarakan.Daya tarik ini
didasarkan pada latar historis yang menunjukkan arti penting keberadaan seorang
pemimpin dalam setiap kegiatan kelompok dan kenyataan bahwa
kepemimpinanmerupakan sentrum dalam pola interaksi antar komponen organisasi.
Lebih dari itu, kepemimpinan dan peranan pemimpin menentukan kelahiran,
pertumbuhan dan kedewasaan serta kematian organisasi.
Isu
isu kontemporer mengenai kepeimpinan belakangan ini makin santer terdengar,
banyak para peneliti yang meneliti tentang berbagai macam kepemimpinan, cara
membentuk seseorang menjadi pemimpin, dan faktor faktor yang mebentuk seseorang
menjadi pemimpin. Pada era globalisasi semacam ini pemimpin yang efetif dan
efisien, bersahabat sangat dibutuhkan di dunia kerja yang semakin cepat
berkembang ini, para pemimpin mempunyai tugas untuk megantarkan suatu
organisasi mencapai tujuannya dengan tepat. Para pemimpin harus bisa
meminimalisirkan biaya produksi dan mecapai laba yang sebanyak mungkin untuk
kesejahteraan karyawannya, pemimpin juga dituntut agar peka pada setiap
perubahan yang terjadi baik dari dalam maupun dari luar.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Teori
Kepemimpinan Kontemporer
Kepemimpinan
adalah proses memengaruhi atau memberi contoh oleh pemimpin kepada pengikutnya
dalam upaya mencapai tujuan organisasI.
Kontenporer
adalah sesuatu yang modern, yang eksis dan terjadi dan masih berlangsung sampai
sekarang, atau segala hal yang berkaitan dengan saat ini.
Kepemimpinan kontemporer
dapat kita simpulkan kepemimpinan kontemporer menekankan pemimpin sebagai
pembentuk makna atau menggunakan kata-kata, gagasan dan kehadiran fisik untuk
mengendalikan bawahanya.
Teori
Kepemimpinan kontemporer merupakan teori yang dikembangkan baru-baru ini, ada
beberapa teori kontemporer dalam kepemimpinan yang dapat disampaikan disini,
yaitu. Teori atribusi kepemimpinan, Kepemimpinan kharismatik, dan Kepemimpinan
transformasional.
1. Kepemimpinan
Karismatik
Karisma
dianggap sebagai kombinasi dari pesona dan daya tarik pribadi yang
berkontribusi terhadap kemampuan luar biasa untuk membuat orang lain mendukung
visi dan juga mempromosikannya dengan bersemangat (Truskie, 2002). Pemimpin
karismatik adalah pemimpin yang mewujudkan atmosfir motivasi atas dasar
komitmen dan identitas emosional pada visi, filosofi, dan gaya mereka dalam
diri bawahannya (Ivancevich, dkk, 2007:209). Para pengikut
terpicu kemampuan kepemimpinan heroik yang luar biasa, ketika mengamati
perilaku pemimpinnya.
2. Kepemimpinan
Transformasional
Kepemimpinan
transformasional adalah jenis gaya kepemimpinan yang mengarah ke perubahan
positif pada mereka yang mengikuti (pengikut). Pemimpin transformasional
umumnya energik, antusias dan bergairah. Tidak hanya para pemimpin
memperhatikan dan terlibat dalam proses, mereka juga difokuskan untuk membantu
setiap anggota kelompok untuk dapat berhasil juga (Pmcounseling, 2011). Pemimpin
yang menginspirasi pengikutnya untuk melampaui kepentingan pribadi mereka dan
mampu membawa dampak mendalam dan luar biasa bagi para pengikutnya.
3. Teori
Atribusi Kepemimpinan
Mengemukakan bahwa kepemimpinan
adalah kemampuan pemimpin mengelola sifat-sifat/ciri/latar belakang orang-orang
yang dipimpinnya sehingga dapat dipengaruhi untuk melakukan sesuatu demi
kepentingan organisasi.
Untuk mencapai kepemimpinan yang efektif seorang pemimpin harus memiliki kemampuan untuk mempengaruhi perilaku para bawahannya, ia mutlak perlu mengenali karakteristik, kepentingan, kebutuhan, kecenderungan perilaku dan kemampuan mereka. Melakukan hal tersebut jelas tidak mudah karena sesungguhnya manusia adalah mahluk yang sangat kompleksitas. Kemampuan kepemimpinan yang fenomenal dan cerdas merupakan dasar pemikiran dari teori atribusi kepemimpinan.
Untuk mencapai kepemimpinan yang efektif seorang pemimpin harus memiliki kemampuan untuk mempengaruhi perilaku para bawahannya, ia mutlak perlu mengenali karakteristik, kepentingan, kebutuhan, kecenderungan perilaku dan kemampuan mereka. Melakukan hal tersebut jelas tidak mudah karena sesungguhnya manusia adalah mahluk yang sangat kompleksitas. Kemampuan kepemimpinan yang fenomenal dan cerdas merupakan dasar pemikiran dari teori atribusi kepemimpinan.
Pengertian Atribusi adalah :
1) Suatu
sifat yang menjadi ciri khas suatu benda atau orang atau dapat pula diartikan
sebagai suatu proses bagaimana seseorang atau seorang pemimpin mencari
kejelasan sebab-sebab dari perilaku orang lain atau bawahan.
2) Atribusi
juga merupakan sebuah teori kognitif yang digunakan untuk menjelaskan bagaimana
seorang manajer atau pimpinan menginterpretasikan informasi mengenai kinerja
seorang bawahan dan memutuskan bagaimana akan bereaksi terhadap bawahan
tersebut.
3) Persepsi
sosial yang menjelaskan apa yang ada dibalik gejala/sikap/perilaku yang tampak
secara inderawi pada individu. Sementara itu,
4) Atribusi
disposesi adalah kemampuan, keterampilan atau motivasi internal pada individu
yang secara umum diidentifikasikan dengan perilaku seseorang/individu.
Namun, seringkali terdapat
kesalahan persepsi atau kesimpulan yang salah dalam menilai perilaku orang
lain. Hal ini dapat ditemui dalam kehidupan sehari-hari, kita sering mengamati
perilaku orang lain dan segera mengambil kesimpulan dengan tidak berusaha
mencari kejelasan apa yang menyebabkan perilaku orang tersebut menjadi seperti
itu dan tidak jarang dalam mempersepsikan perilaku orang lain tersebut sesuai
gambaran yang hanya terlihat saja, misalnya apabila melihat orang memakai baju
merah, orang tersebut dipersepsikan sedang senang hatinya atau sedang jatuh
cinta dan apabila memakai baju hitam dipersepsikan sedang berduka.
Kenyataannya, apakah memang seperti itu?
Dalam pengertian atribusi,
persepsi yang tidak didasarkan pada suatu penyebab (alasan tertentu) tingkat
subjektivitasnya tinggi, kecuali bilamana orang yang memakai baju merah
tersebut karena warna merah merupakan warna favoritnya begitu pula dengan baju
hitam. Ia memakainya karena ada keluarganya meninggal, penyebab itulah yang
mempunyai nilai atribusi.
Di samping itu sering pula
terjadi distorsi persepsi antara orang yang satu dengan orang yang lain dalam
menilai perilaku orang lain. Hal ini dikarenakan penyebab kesalahan dicari dari
perilaku orangnya bukan dari penyebab lingkungannya.
Ada beberapa Teori Atribusi, di
antaranya yang hingga kini masih diakui oleh banyak orang, yaitu berikut ini.
1. Teori
Penyimpulan Terkait (correspondence Inference), yakni perilaku orang lain
merupakan sumber informasi yang kaya. Perilaku yang diamati secara khusus
adalah :
·
Perilaku yang timbul karena kemampuan orang itu
sendiri, contoh : kasir yang cemberut, satpam yang tersenyum.
·
Perilaku yang membuahkan hasil yang tidak lazim,
contoh : kebiasaan ibu “P” selalu bekerja individual dan hanya dapat bekerja maksimal
pada waktu sore hari.
·
Perilaku yang tidak biasa, contoh: seorang
pelayan toko menunjukkan toko lain yang merupakan saingannya kepada
pelanggannya.
2.
Teori Sumber Perhatian dalam Kesadaran (conscious
intentional resources) bahwa proses persepsi terjadi dalam kognisi orang yang
melakukan persepsi (pengamatan). Menurut Gilbert dkk (1988), atribusi kesadaran
ini harus melewati tiga tahapan, yaitu: kategorisasi, karakterisasi, &
koreksi.
3. Teori
atribusi internal dan eksternal dikemukakan oleh Kelly & Micella, 1980,
yaitu teori yang berfokus pada akal sehat. Menurut teori ini ada tiga hal yang
perlu diperhatikan, apakah suatu perilaku beratribusi internal atau eksternal,
yaitu:
·
konsensus;
·
konsistensi;
·
distingsi atau kekhususan.
4. Kepemimpinan
Transaksional
Menurut Burns (1978) pada kepemimpinan transaksional, hubungan
antara pemimpin dengan bawahan didasarkan pada serangkaian aktivitas tawar
menawar antar keduanya. Menurut Bycio
kepemimpinan transaksional adalah gaya kepemimpinan di mana seorang pemimpin
menfokuskan perhatiannya pada transaksi interpersonal antara pemimpin dengan
karyawan yang melibatkan hubungan pertukaran. Pertukaran tersebut didasarkan
pada kesepakatan mengenai klasifikasi sasaran, standar kerja, penugasan kerja,
dan penghargaan. Dari
pengertian tersebut secara sederhana Kepemimpinan Transaksional dapat diartikan
sebagai cara yang digunakan seorang pemimpin dalam menggerakkan anggotanya
dengan menawarkan imbalan/akibat terhadap setiap kontribusi yang diberikan oleh
anggota kepada organisasi. Pemimpin transaksional harus mampu mengenali apa
yang diinginkan anggota dari pekerjaannya dan memastikan apakah telah
mendapatkan apa yang diinginkannya. Sebaliknya, apa yang diinginkan pemimpin
adalah kinerja sesuai standar yang telah ditentukan.
4. Kepemimpinan Visioner
Seth
Kahan (2002)[1], menjelaskan bahwa kepemimpinan visioner melibatkan
kesanggupan, kemampuan, kepiawaian yang luar biasa untuk menawarkan kesuksesan
dan kejayaan di masa depan. Seorang pemimpin yang visioner mampu mengantisipasi
segala kejadian yang mungkin timbul, mengelola masa depan dan mendorong orang
lain utuk berbuat dengan cara-cara yang tepat. Hal itu berarti, pemimpin yang
visioner mampu melihat tantangan dan peluang sebelum keduanya terjadi sambil
kemudian memposisikan organisasi mencapai tujuan-tujuan terbaiknya. Corinne
McLaughlin (2001)[2] mendefinisikan pemimpin yang visioner (Visionary leaders) adalah
mereka yang mampu membangun ‘fajar baru’ (a new dawn) bekerja dengan intuisi
dan imajinasi, penghayatan, dan boldness. Mereka menghadirkan tantangan sebagai
upaya memberikan yang terbaik untuk organisasi dan menjadikannya sebagai
sesuatu yang menggugah untuk mencapai tujuan organisasi. Mereka bekerja dengan
kekuatan penuh dan tercerahkan dengan tujuan-tujuan yang lebih
tinggi.Pandangannya jauh ke depan. Mereka adalah para social innovator, agen
perubah, memandang sesuatu dengan utuh (big picture) dan selalu berfikir
strategis.
B.
Isu-Isu
Kontemporer Dalam Kepemimpinan
Isu adalah sebagai suatu konsekuensi
atas beberapa tindakan yang dilakukan oleh satu atau beberapa pihak yang dapat
menghasilkan negosiasi dan penyesuaian sektor swasta, kasus pengadilan sipil
atau kriminal atau dapat menjadi masalah kebijakan publik melalui tindakan
legislatif atau perundangan menurut Hainsworth &
Meng.
Sedangkan
menurut Barry Jones &
Chase isu adalah sebuah masalah yang belum terpecahkan
yang siap diambil keputusannya. Isu merepresentasikan suatu kesenjangan antara
praktik korporat dengan harapan-harapan para stakeholder. Berdasarkan
definisi yang telah disebutkan di atas, isu adalah suatu hal yang terjadi baik
di dalam maupun di luar organisasi yang apabila tidak ditangani secara baik
akan memberikan efek negatif terhadap organisasi dan berlanjut pada tahap
krisis.
Menurut
Hainswort & Meng isu berada dalam empat tahap, yakni:
·
Tahap Permulaan
Pada
tahap ini tidak ada isu yang tampak namun kondisi muncul dengan jelas yang
berpotensi untuk berkembangnya menjadi sesuatu yang penting. Isu terjadi dala
organisasi ketika kelompok secara signifikan mempunyai permasalahan dalam
perkembangannya secara politik, kebijakan, ekonomi atau tren sosial. Dalam
tahap ini harus diketahui apakah ini termasuk isu yang penting atau tidak.
·
Tahap Mediasi
Pada
tahap ini isu telah berkembang dan memberikan pengaruh terhadap organisasi
secara jelas. Organisasi masih dapat menjaga isu tidak berkembang dengan
memperhatikan isu-isu lainnya. Selain itu, organisasi harus mengelola arus
informasi dengan memberikann informasi dua arah yang cukup kepada masyarakat
secara aktual dan benar.
·
Tahap Organisasi
Tahap
organisasi adalah dimana isu sedang berkembang dan menjadi topik pembicaraan
yang berkembang menjadi krisis. Publik akan membentuk jaringan untuk mendesak
organisasi melakukan suatu tindakan terhadap isu yang berkembang ini.
Organisasi harus memberikan penanganan yang cepat dan melibatkan stakeholder.
Dalam tahap ini media memiliki peran yang penting karena kemampuan komunikasi
massanya. Organisasi perlu melakukan pemantauan terhadap media. Diperlukan
teknik Media Relations yang baik agar isu dapat mereda dengan cepat.
·
Tahap Resolusi
Jika
telah mencapai tahap ini, berarti adanya anggapan bahwa isu telah selesai.
Namun, organisasi harus terus melakukan pemantauan untuk mencegah isu datang
kembali.
Mari
kita lihat peran dan karir dalam hidup kita saat ini. Anda sekarang seorang
eksekutif, seorang insinyur pimpinan (lead engineer), seorang insinyur kepala
(chief engineer), manajer teknik, seorang manajer cabang, manajer proyek,
manajer departemen, manajer operasi, General Manager, atau bahkan wakil
presiden, chief operating officer, chief executive officer, atau presiden suatu
lembaga, organisasi, atau perusahaan. Apakah peran ini otomatis membuat Anda
seorang pemimpin di bidang, disiplin, departemen, organisasi, lembaga, atau
perusahaan anda?
Posisi
Anda jelas telah memberikan dan menganugerahkan Anda rasa hormat dan segan
teman sejawat, juga otoritas, dan kekuasaan untuk menyelesaikan tugas-tugas,
misi, proyek, atau tujuan tertentu dalam sebuah organisasi dan perusahaan,
namun demikian kuasa, hak, dan kewenangan dalam posisi Anda atau peran anda
tidak secara otomatis membuat Anda seorang pemimpin. Menurut pendapat kami
kekuasaan dan otoritas ini hanya membuat Anda seorang bos dalam peran seperti
yang terdefinisikan dalam job description posisi anda dalam organisasi.
Pemimpin
tidak dilahirkan, meskipun sejarah menunjukkan beberapa pemimpin muncul dalam
situasi tertentu. Yang jelas kebanyakan pemimpin itu dibentuk dan dibina, dan
di mana kepemimpinan adalah skillset yang dapat dipelajari. Jadi apa itu
pemimpin? Bahkan mungkin pertanyaan yang lebih valid untuk dipertanyakan adalah
apakah anda adalah seorang pemimpin dan pemimpin seperti apa Anda ini.
Jika
Anda seorang pemimpin, orang cenderung untuk mengamati apa yang Anda lakukan
sehingga mereka tahu siapa Anda sebenarnya seperti yang terjadi pada President
SBY. Begitu juga dalam peran anda sebagai seorang pemimpin proyek. Mereka yang
anda pimpin menggunakan pengamatan atau observasi ini untuk mengetahui apakah
Anda seorang pemimpin yang terhormat dan terpercaya, atau mungkin hanya seorang
egois yang mementingkan diri sendiri dengan menyalahgunakan wewenang untuk
berpenampilan baik guna mendapat promosi.
Pemimpin
yang mengutamakan kepentingan diri sendiri tidak efektif karena mereka yang
dipimpin hanya mematuhi dan menjalankan apa yang menjadi kewajiban mereka
sebagai karyawan dan melakukan apa yang diperintahkan pemimpin; terutama sekali
karena takut akan akibatnya kalau tidak mengikuti. Kalau kita teliti lebih
lanjut, mereka tidak melakukan serta mengikuti perintah atas dasar tekad mereka
sendiri yang menjadi tujuan bersama. Pemimpin yang egois ini dapat berhasil di
berbagai bidang karena mereka menyajikan gambaran yang baik kepada senior
mereka dengan mengorbankan kepentingan orang yang mereka pimpin.
Dasar
kepemimpinan yang baik terletak pada karakter yang baik dan terhormat dan pada pelayanan
tanpa pamrih untuk kepentingan organisasi. Di mata para karyawan kepemimpinan
Anda adalah segala sesuatu yang Anda lakukan yang memberikan hasil tepat guna
atas tujuan organisasi dan kesejahteraan mereka. Seorang pemimpin yang
dihormati akan memusatkan pada diri (apa yang menjadi kepercayaan dan
karakternya), pada apa yang dia diketahui (pekerjaan, tugas, pemahamannya atas
sifat manusia), dan pada apa yang dilakukannya sebagai seorang pemimpin dalam
tugasnya (mengimplementasikan, memotivasi, memberikan arahanakan apa yang
menjadi misi bersama) dan bagaimana memimpin (dalam menciptakan lingkungan
kerja, dalam memberikan pemberdayaan team (Team empowerment), dalam bekerjasama
dalam team, dan dalam perlakuan yang layak kepada sesama anggota teamnya).
Apa
yang membuat orang ingin mengikuti seorang pemimpin? Kebanyakan orang ingin
dibimbingdan diarahkan; dan meraka ingin dipimpin dan diarahkan oleh
orang-orang yang mereka hargai dan hormati, dan oleh seorang pemimpin yang
memiliki tujuan yang jelas, dan oleh pimpinan yang memberi rasa nyaman, di mana
mereka termotivasi untuk memberikan yang terbaik dalam tugas yang mereka emban.
Menjadi pemimpin juga berarti memiliki ketulusan untuk membimbing dan
menumbuhkan teamnya menjadi orang yang kebih baik dan sukses dan memungkinkan
potensi anggota teamnya untuk tumbuh maksimum dalam jenjang karirnya. Untuk
mendapatkan rasa hormat dan kepercayaan yang mereka pimpin, pemimpin harus etis
dalam perilaku mereka. Pemimpin harus bisa memproyeksikan arah yang kuat serta
tujuan yang mantap, dan dengan menyampaikan visi yang kuat untuk masa depan.
Pada
umunya manusia bekerja dengan baik kalau berada dalam lingkungan kerja yang
tepat di mana mereka merasa dipercaya, dan terberdayakan (empowered) dalam
mengemban tugas dan tanggung jawabnya. Menjadi tugas pemimpin untuk menciptakan
suasana kerja yang bersifat saling mempercayai, mendapatkan kepercayaan, serta
dalam lingkungan kerja team yang punya satu misi yang menjadi tujuan bersama.
Bayangkan bagaimana effektifnya pekerjaan kalau sebagai pimpinan anda bisa
berbagi apa yang harus diselesaikan bersama dengan Team, menjadikan tugas ini
sebagai suatu tujuan bersama di mana orang yang kita pimpin dapat menemukan
cara untuk mencapai sasaran yang dia banggakan daripada pemimpin harus
mengarahkan secara khusus dan memberikan instruksi untuk melakukan tugas
sessuai dengan kehendak pemimpin. Hal ini berlaku baik dalam lingkup perusahaan
maupun dalam lingkup manajemen proyek dimana apabila anda sebagai pemimpin
dapat menciptakan lingkungan kerja yang baik anda akan memberdayakan Teamnya
untuk bekerja lebih keras dan mencapai hasil pekerjaan yang lebih banyak dan
baik. Jadi dengan kata lain ini semua adalah semata soal berbagi dengan Team
dan bukan hanya sekedar memberi perintah saja karena anda bosnya.
Perusahaan
dan insititusi akan bisa menghasilkan kepemimpinan yang baik apabila mereka
mempunyai perencanaan kepemimpinan (succession planning) dan program mentoring
dalam perusahaannya di mana orang yang cakap dapat dibina menjadi pemimpin masa
depan perusahaan dan organisasinya.
BAB
III
PENUTUP
KESIMPULAN
Kepemimpinan
yang baik adalah ketika pemimpin itu sendiri mampu mengarahkan bawahannya untuk
mencapai tujuan tanpa paksaan melaingkan menggunakan pendekatan menggunakan
motivasi, berupa penghargaan, uang atau gaji, atau bahkan promosi jabatan.
DAFTAR PUSTAKA
Sihotang,
Lady Gresia. Academia Edu (blog). Teori Dasar Kepemimpinan. Sumatera Utara :
2011
Listiawan,
Bayu. Blog. Perilaku Organisasi ISU ISU TENTANG KEPEMIMPINAN KONTEMPORER.
Surakarta : 2014
Blog
Artikel (no name). ISU ISU KONTEMPORER DALAM KEPEMIMPINAN. Makassar : kamis, 26
mei 2011
Ini kalo saya kutip beberapa kalimat nya apakah saya di katakan plagiat, maksud saya fakta tentang kepemimpinan kontemporer kan memang seperti itu, kalau saya uraikan kembali apa saya ini dikatakan plagiat?
BalasHapustolong balas ya komentar saya, terimakasih
BalasHapusMantap
BalasHapusArrikelnya bagus, sangat bermanfaat.
BalasHapusTerimakasih..
Jangan lupa kunjungi juga
https://mrdonztime.blogspot.com/
Ciri Kuat Karakter Pemimpin Berpengaruh
thank you so much
BalasHapus